Hallo,hello!
Tanpa bermaksud menjadi super paranoid atau menggurui, saya
ingin sedikit menulis dan komentar tentang sebuah hari yang sebentar lagi akan
dirayakan seantero dunia: valentine’s day
Saya mulai mengenal valentine’s day sejak kelas satu SMP.
Waktu itu, saya dan teman-teman satu genk pergi ke toko buku, memilih kartu
valentine yang menggunung di toko buku tersebut, lalu pada hari valentine
saling bertukar kartu tersebut. Lucunya, beli kartunya pun kami bareng-bareng. Namun
tetap tanpa mengerti apa sih valentine itu? Ya ikut aja karena sepertinya semua
mall di jakarta memasang atribut berwarna pastel pink, spreading the word: “love”
all over the city
Well, sampai hari ini pun saya nggak terlalu paham sih,
valentine’s day dan maknanya, jadi saya melakukan yang semua orang lakukan
untuk mencari apapun saat ini: I googled it!
Here are some of my findings:
Sumber:
1. WIKIPEDIA
Perayaan
Kesuburan bulan Februari
Di Roma kuno, 15 Februari
adalah hari raya Lupercalia, sebuah perayaan Lupercus, dewa kesuburan, yang
dilambangkan setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing. Sebagai
bagian dari ritual penyucian, para pendeta Lupercus meyembahkan korban kambing
kepada sang dewa dan kemudian setelah minum anggur, mereka akan lari-lari di jejalanan kota
Roma sembari membawa potongan-potongan kulit domba dan menyentuh siapa pun yang
mereka jumpai. Terutama wanita-wanita muda akan maju secara sukarela karena
percaya bahwa dengan itu mereka akan dikarunia kesuburan dan bisa melahirkan
dengan mudah.
Hari
Raya Gereja
Menurut Ensiklopedi Katolik (Catholic
Encyclopaedia 1908)[2],
nama Valentinus paling tidak bisa merujuk tiga martir atau santo (orang suci)
yang berbeda:
Koneksi antara ketiga martir ini
dengan hari raya cinta romantis tidak jelas. Bahkan Paus
Gelasius I, pada tahun 496, menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada yang diketahui
mengenai martir-martir ini namun hari 14 Februari
ditetapkan sebagai hari raya peringatan santo
Valentinus.[3]
Ada yang mengatakan bahwa Paus Gelasius I sengaja menetapkan hal ini untuk
mengungguli hari raya Lupercalia yang dirayakan pada tanggal 15 Februari.
Sisa-sisa kerangka yang digali dari
makam Santo Hyppolytus dia Via Tibertinus dekat Roma, diidentifikasikan sebagai
jenazah St. Valentinus. Kemudian ditaruh dalam sebuah peti emas dan dikirim ke gereja Whitefriar
Street Carmelite Church di Dublin, Irlandia. Jenazah ini telah diberikan kepada mereka oleh Paus Gregorius XVI pada 1836. Banyak wisatawan
sekarang yang berziarah ke gereja ini pada hari
Valentine, di mana peti emas diarak-arak dalam sebuah prosesi khusyuk dan dibawa ke
sebuah altar
tinggi. Pada hari itu sebuah misa khusus diadakan dan dipersembahkan kepada para muda-mudi
dan mereka yang sedang menjalin hubungan cinta.
Hari raya ini dihapus dari kalender
gerejawi pada tahun 1969
sebagai bagian dari sebuah usaha yang lebih luas untuk menghapus santo-santa
yang asal-muasalnya bisa dipertanyakan dan hanya berbasis legenda saja.
Namun pesta ini masih dirayakan pada paroki-paroki
tertentu.
Valentinius
Guru ilmu Gnostisisme
yang berpengaruh Valentinius, adalah seorang calon uskup Roma pada tahun
143. Dalam ajarannya,
tempat tidur pelaminan memiliki tempat yang utama dalam versi Cinta Kasih
Kristianinya. Penekanannya ini jauh berbeda dengan konsep... dalam agama Kristen yang
umum. Stephan A. Hoeller,
seorang pakar, menyatakan pendapatnya tentang Valentinius mengenai hal ini:
"Selain sakramen
permandian,
penguatan, ekaristi,
imamat dan
perminyakan, aliran gnosis Valentinius juga secara prominen menekankan dua
sakramen agung dan misterius yang dipanggil "penebusan dosa" (apolytrosis)
dan "tempat pelaminan"..." [5].
Era
abad pertengahan
Catatan pertama dihubungkannya hari
raya Santo Valentinus dengan cinta romantis adalah pada abad ke-14
di Inggris dan
Perancis, di
mana dipercayai bahwa 14 Februari adalah hari ketika burung mencari pasangan
untuk kawin. Kepercayaan ini ditulis pada karya sang sastrawan Inggris
pertengahan ternama Geoffrey Chaucer pada abad ke-14. Ia menulis di
cerita Parlement of Foules
(Percakapan Burung-Burung) bahwa
For this was sent on Seynt Valentyne's day ("Untuk inilah dikirim pada hari Santo
Valentinus")
When every foul cometh there to choose his mate ("Saat semua burung datang ke sana untuk memilih
pasangannya")
Pada zaman itu bagi para pencinta
sudah lazim untuk bertukaran catatan pada hari ini dan memanggil pasangan
mereka "Valentine" mereka. Sebuah kartu Valentine yang berasal dari
abad ke-14 konon merupakan bagian dari koleksi pernaskahan British Library di London.[4]
Kemungkinan besar banyak legenda-legenda mengenai santo Valentinus diciptakan pada
zaman ini. Beberapa di antaranya bercerita bahwa:
- Sore hari sebelum Santo Valentinus akan gugur sebagai martir (orang
suci dalam ajaran Katolik), ia menulis sebuah pernyataan cinta kecil yang
diberikannya kepada sipir penjaranya yang tertulis, "Dari
Valentinusmu".
- Ketika serdadu Romawi dilarang menikah oleh Kaisar Claudius II, santo
Valentinus secara rahasia membantu menikahkan mereka.
Pada kebanyakan versi
legenda-legenda ini, 14 Februari dihubungkan dengan keguguran sebagai martir.
Hari
Valentine pada era modern
Hari Valentine kemungkinan diimpor
oleh Amerika
Utara dari Britania Raya, negara yang mengkolonisasi daerah
tersebut. Di Amerika Serikat kartu Valentine pertama yang
diproduksi secara massal dicetak setelah tahun 1847 oleh Esther
A. Howland (1828
- 1904) dari Worcester,
Massachusetts. Ayahnya memiliki sebuah toko buku dan toko peralatan kantor
yang besar dan ia mendapat ilham untuk memproduksi kartu dari sebuah kartu
Valentine Inggris yang ia terima. (Semenjak tahun 2001, The Greeting Card
Association setiap tahun mengeluarkan penghargaan "Esther Howland Award
for a Greeting Card Visionary".)
2.HISTORY.COM
2. History.com
Origins of Valentine's Day:
A Pagan Festival in February
While some believe that Valentine's Day is
celebrated in the middle of February to commemorate the anniversary of
Valentine's death or burial--which probably occurred around A.D. 270--others
claim that the Christian church may have decided to place St. Valentine's feast
day in the middle of February in an effort to "Christianize" the
pagan celebration of Lupercalia. Celebrated at the ides of February, or
February 15, Lupercalia was a fertility festival dedicated to Faunus, the Roman
god of agriculture, as well as to the Roman founders Romulus and Remus.
To begin the festival, members of the Luperci, an order of Roman priests, would
gather at a sacred cave where the infants Romulus and Remus, the founders of
Rome, were believed to have been cared for by a she-wolf or lupa. The priests
would sacrifice a goat, for fertility, and a dog, for purification. They would
then strip the goat's hide into strips, dip them into the sacrificial blood and
take to the streets, gently slapping both women and crop fields with the goat
hide. Far from being fearful, Roman women welcomed the touch of the hides
because it was believed to make them more fertile in the coming year. Later in
the day, according to legend, all the young women in the city would place their
names in a big urn. The city's bachelors would each choose a name and become
paired for the year with his chosen woman. These matches often ended in
marriage.
Saya nggak mau menghakimi mereka yang merayakan valentine’s day setiap
tahun, tapi mulai mempertanyakan asal muasal ritual perayaan ini sepertinya
adalah sebuah langkah yang patut dilakukan setiap muslimah untuk menambah
wawasan dan mencari fondasi untuk argumentasi yang kuat: merayakan atau tidak
merayakan.
Berpijak dari sini, saya dan Hijabist Team berinisiatif untuk membuat sebuah
event, bukan pesta valentine, namun lebih sebagai ajang silaturahmi yang
didalamnya setiap muslimah dapat menggali ilmu, mencari inspirasi, menemukan
passion untuk menjadi contoh dan lebih baik lagi. Kami menyebutnya:
#OurLittleGetTogether
#OurLittleGetTogether kali ini akan dihadiri oleh salah satu penulis
Hijabist: Siti Juwariyah. Selain itu juga akan ada sesi “inspiring stories”
Hijab tutorial, how to make your own hijab novel, serta fashion show dari
Hijabist. Di event ini kami juga membuka kesempatan untuk Hijabist semua
menyumbangkan buku/hijab yang masih layak pakai untuk didonasikan.
Jadi, kembali ke masalah valentine’s day: “merayakan atau tidak merayakan”
akan saya kembalikan kepada masing-masing kamu. Sebagai salah satu alternatif,
kami mengundang semua Hijabist dimanapun kamu berada untuk saling
berbagi,menginspirasi di: #OurLittleGetTogether Sabtu 16 Februari 2013 Jam 2
siang di KFC Depok. Caranya, simply by sending us email to
terranthijabist@yahoo.com
Meet You there
@viaerdyan